Jumat, 07 September 2012

[FanFic] D.ORP I THINK I LOVE U... (Part 1)



Title : D.ORP I THINK I LOVE U...

Main Cast :
Do Kyungsoo (D.O)

 Kim Joonmyun (Suho)

 Im Ryeomin

Support Cast : EXO-K member
Genre : schoollove, romance, etc
Leght : maybe sequel ._.v
Author : Aku sendiri pemilik blog ini, Nur Islamiyah

Ini bukan FF pertama yang ku buat, tapi FF kedua yang ku buat dan FF pertama yang ku post.
awalnya sih gak mau ngepost FF ini, tapi karna teman-teman ku yang maksa, yaaa udah deh di post aja. sekalian minta comment dari mereka.
Segala yang ada di sini murni dari pikiran ku loh! so kalau nemu FF yang persis seperti ini atau nemu FF persis tapi di ganti cast nya itu berarti ngejiplak punya ku >< 
mian kalau covernya jelek, maklumlah pemula. mian jg kalau FF nya biasa aja atau gak ngfeel, maklum lagi masih pemula, ahahaha
okezip! gak mau banyak ngomong! HAPPY READING! RC! NO BASH! dan MAAF KALAU ADA TYPO.

****

D.O POV

Aku memang tak terlalu pintar tapi tak seharusnya aku berada di kelas ini. Aku fikir otak ku lumayan untuk berada dikelas unggulan, paling tidak berada di kelas yang tak terlalu buruk. Tapi sekarang ini? Aku berada di kelas yang kebanyakan muridnya pemalas, pembuat onar, dan emm yaa tak pintar.
Alasan yang tak masuk akal dari kurikulum sekolah ini, sehingga membuatku terdampar di kelas 11-F ‘Kyungsoo kau termasuk murid yang pintar, jadi kami memutuskanmu untuk masuk kekelas 11-F agar kau bias mengajari teman-temanmu’, dan aku hanya bias mengangguk-angguk tak percaya,. Miris sekali nasibku ini. Seharusnya kalau aku pintar kalian memasukkan ku kekelas A.

Siapa yang ingin masuk kelas F??, Dari letaknya kelasnya saja sudah menyusahkanku. Kelas ‘F’ selalu berada paling ujung, selalu menjadi kelas yang terpojokkan da tersingkirkan. Kelas F ini berada di lantai 2 dan jauh dari gerbang sekolah, membuatku membutuhkan tenaga untuk mencapainya.
Padahal kelas saat kelas 10 aku berada di kelas B, nilaiku di rapor saat naik kelas cukup memuaskan, tak terlalu buruk. Ku fikir aku bias masuk kelas A, atau setidaknya bertahan di kelas B, arrrhhhhh!!! Sungguh memalukan! Dari B ke F itu sangat jauh.
Sudah lah tak perlu mengeluh dalam, aku akan mencoba bertahan dikelas ini.

“Yaa, dorp jangan melamun begitu!”, aku terlonjak kaget karena tiba-tiba chinguku menepuk pundak ku dan mengagetkanku.

“Kau mengagetkanku”, ucapku sambil mengelus dada.

“Kau masih tak terima masuk di kelas F, huh?”

“Sejujurnya iya, tapi aku akan mencoba bertahan. Kai kau tau kan nilaiku bagus, tapi kenapa aku bias masuk kekelas ini? Aigoo~”, sahabat ku dari SMP Kai, dia selalu tau apa yang aku rasakan. Dia memang tak pintar, jadi dia bersikap biasa saja masuk kekelas F ini.

“Sudahlah, kan ada aku, hehe”, jawabnya cengengesan.

“Kau kan memang pantas berada di kelas ini, huft”, ucapku sambil bercanda.

“YA! Kau ini!”, marahnya kemudian kami tertawa bersama. Dia selalu bisa membuatku tertawa.
Ntah apa yang bisa membuat kami akrab, padahal sifat kami sangat bertolak belakang. Aku sendiri termasuk orang yang tak banyak bicara jika dengan orang yang belum ku kenal, aku bisa di kategorikan pendiam ahh ani sebenarnya aku tak pendiam hanya saja aku sedikit grogi jika berada di dekat orang yang tak terlalu ku kenal. Aku tak tau apa yang akan ku katakan saat di dekat mereka, jadi ya aku lebih memilih diam.

Tapi Kai, dia bisa dengan mudah akrab dengan setiap orang, dia juga yang pertama kali menyapaku saat pertama kali bertemu. Awalnya aku ragu dengannya, saat itu dia urakan sekali, tapi lama-kelamaan aku bisa juga akrab dengannya. Kai sangat tampan menurutku, kulitnya juga tak terlalu putih menjadikan kesan sexy melekat pada dirinya.

 Dia juga pandai menari. Aku sempat menlongo saat pertama kali dia menari di depanku. Sedangkan aku? Aku sangat bangga dengan suaraku, menurutku suaraku tak terlalu buruk, tapi kata Kai suaraku sangat bagus dan dia terkagum-kagum dengan suaraku sama seperti saat aku melihatnya menari. Hanya sedikit orang yang mengetahui aku pintar bernyanyi, dan sedikit orang yang ingin berteman denganku. Mereka menyebut ku ‘D.O si derp’, di gabung menjadi ‘Dorp’, seperti tadi Kai memanggilku. Tapi aku tak marah saat mereka memanggilku seperti itu, karna aku merasa aku memang seperti itu -_-

Sangat sulit beradaptasi dengan manusia baru, aku hanya berbicara dengan chingu ku di kelas saat ada hal penting saja. Selebihnya aku menghabiskan waktu ku dengan diam, kadang membaca buku dan bercanda dengan Kai.

“Annyeong, hari ini saya akan membagikan kertas ulangan matematika kalian. Tidak banyak yang berubah Kyungsoo tetap meraih nilai tertinggi dikelas ini….”, semua chinguku bertepuk tangan mendengar hal yang di sampaikan Kim seonsaengnim, dan aku hanya tersenyum kikuk, sungguh memalukan “daaannn nona cantik kita Im Ryeomin tetap mendapat nilai terendah di kelas ini”, seongsaengnim melanjutkan ucapannya. Aku menoleh kebelakang yeoja yang di maksud Kim seonsaengnim hanya menunduk. Aigoo~ ini sudah ketiga kalinya kami ulangan matematika selama di kelas 11 ini, tapi kenapa nilainya tak berubah juga. Ah tapi apa peduliku, itu urusannya.

“Berapa nilaimu?”, tanya Kai sambil menyenggol lenganku.

“Ah masih sama seperti ulangan kemarin, tidak turun juga tidak menaik”, ucapku kecewa sambil menyodorkan sudut kertas ulanganku yang bertuliskan nilai 90.

“Aigo~ seharusnya kau bersyukur pabo!”, ucap Kai.

“Kau..berapa yang kau dapatkan? Jangan sampai usahaku sia-sia”, aku membalikkan tubuhku kearah Kai.

“Hehe, kau tenang saja, nilaiku lebih baik dari kemarin”, ucap Kai sambil cengengesan dan hendak menaruh kertas ulangannya ke dalam tas.

Aku memicingkan mataku kearahnya, seolah tak percaya terhadap apa yang ia ucapkan “Ya! Aku belum melihat hasilmu!, kemarikan kertasmu”.

“Shireo, kau tenang saja D.O. nilaiku menaik kok”, ucapnya.

“Kim-Jong-in, kemarikan kertasmu sekarang juga!!”, ucapku tegas dan menyebut nama aslinya dengan penekanan.

“Ne ne ne. Do Kyungsoo kau sungguh cerewet”, dia menyerahkan kertas ulangannya padaku, dan seketika senyum mengembang di bibirku. “Sudah kubilang nilaiku naik, kau tak perlu khawatir, sebenarnya aku ini lebih pintar darimu, hanya saja aku malas”, ucapnya sombong.

“Kau hebat”, ucapku sambil mengembalikan kertas ulangannya.

“Ani kau yang hebat. D.O-ah gomawo kau telah sabar mengajariku, haha”.

“Ne, aku akan selalu sabar mengajarimu Kai-ah, haha”, kami tertawa bersama.

 
D.O POV End
*****
Author POV

“Oppaa”, panggil yeoja seorang yeoja kepada namja yang cukup lama menunggunya di sudut kantin. Namja itu menyunggingkan senyumnya melihat yeojachingunya berlari-lari kecil menghampirinya.

“Hahh Huuhh, oppah haah mian membuatmuhh lama haah menunggu”, yeoja itu meminta maaf dengan nafas yang tersengal-sengal.

“Duduklah dulu Ryeomin-ah, kau pasti lelah berlari dari kelasmu yang jauh itu kesini”, yeoja yang di panggi Ryeomin segera duduk di depan namja itu.

“Minumlah ini”, namja itu menyodorkan minuman yang tadi ia pesankan untuk Ryeomin.

“Gomawo~”, ucap Ryeomin sambil tersenyum manis. “Ahh aku lelah sekali oppa, kelas ku jauh sekali sih. Dari kelas 10 aku selalu masuk kelas F, membuatku membuang energy hanya untuk ke kantin atau toilet, hufftt”, Ryeomin mengeluh sambil sesekali menyeka keringat di dahinya dengan tisu.

“Haha, makanya berusahalah masuk kelas A atau B”, ucap namja itu yang membuat Ryeomin memajukan bibir mungilnya.

“Kim Joonmyun, kau tau kan yeojachingumu ini memiliki otak yang pas-pasan”, namja yang namanya di sebut itu hanya terkekeh pelan kemudian mengacak-acak poni Ryeomin. Kim Joonmyun atau yang sering di panggil Suho itu adalah namjachingu Ryeomin. Suho berada setingkat di atas Ryeomin, dan Suho selalu berada di kelas A sejak kelas 10. Mereka baru menjalin hubungan sekitar 6 bulan lalu. Ryeomin, yeoja itu sangat mengagumi Suho sejak pertama masuk sekolah. Paras Suho yang tampan, kulit putih, senyum bak seorang malaikat, dan sifatnya yang ramah serta dewasa membuat Ryeomin sangat-sangat mencintainya. Dan yang makin membuat Ryeomin mencintainya adalah suara emas Suho serta kepintarannya. Perfect! Pikir Ryeomin saat pertama bertemu Suho.

Ryeomin sangat tidak menyangka Suho bisa memilih dirinya sebagai yeojachingu. Apa yang bisa di banggakan dari seorang Im Ryeomin? Wajahnya terkesan biasa saja, tapi cukup manis, dia tak mempunyai keahlian khusus yang membuatnya bisa disukai seorang Suho, hanya saja dia pandai menari balet. Dia yeoja yang ceroboh dan polos, otaknya juga dibawah rata-rata.

 Tapi itu semua lah yang membuat Suho mencintainya dan memilihnya. Suho tak pernah mempermasalahkan kekurangan Ryeomin, yang terpenting baginya adalah dia merasa nyaman berada di dekat yeoja itu, dia merasa lengkap saat ada Ryeomin. Banyak yeoja yang lebih cantik dari Ryeomin yang mendekatinya, tapi tak ada yang bisa membuatnya nyaman.

“Bagaimana hasil ulanganmu?”, tanya Suho yang ingat kalau hari ini nilai ulangan matematika Ryeomin di bagikan. Yang di tanyainya hanya menunduk lesu.

“Gwaenchana Ryeo-ah, lain kali kau pasti bisa. Hwaiting!”, yaa Suho tau, kalau Ryeomin sudah seperti itu pasti hasilnya tidak memuaskan. Suho berusaha menyemangati Ryeomin tapi yang di semangati tetap menunduk dan menghapus airmata di sudut matanya. Suho menghela nafasnya.

“Aigoo, Ryeo-ah uljima”, Suho mengelus rambut yeojanya itu.

“Oppa, mianhae. Aku mengecewakanmu lagi”, Ryeomin menegakkan kepalanya dan menatap Suho. Matanya berkaca-kaca, dan butiran bening siap meluncur keluar dari matanya.

“Gwaenchana, aku akan terus mengajarimu. Jadi jangan menangis lagi, arra?”, Suho menyunggingkan senyumnya.

“Ne, arraso”, Ryeomin ikut tersenyum. Hanya sekedar senyum dari Suho bisa membuat semangatnya kembali. ‘Suho oppa, saranghae jeongmal saranghae’, batin Ryeomin.
Suho mengelus pipi Ryeomin lembut dan mnghapus air mata Ryeomin di sudut matanya. ‘Semoga aku terus bisa menghapus air matamu seperti ini Ryeo-ah, Saranghae’, batin Suho

Author Pov END
*****
D.O Pov

“Dorrppp, kau di panggil Kim seonsaengnim ke ruangannya”, aku menoleh ke sumber suara.

“Ne?”, tanyaku.

“Aisshh dorpp palliwaa. Kau di panggil Kim seonsaengnim keruangannya”.

“Ahh, ne. Gomawo”, ucapku. Lalu melenggang pergi ke ruangan Kim seonsaengnim

“Kau maukan menjadi tutor untuk Im Ryeomin, nilainya sangat buruk. Kalau nilainya tidak di perbaiki bisa-bisa dia tidak naik kelas”, ucap Kim seonsaengnim saat aku sudah berada di ruangannya.

“Mwo?, kenapa harus aku seonsaengnim?”, aish aku tak mau mengajarinya. Aku harus menolaknya.

“Karna hanya kau yang bisa diandalkan di kelas Kyungsoo”, jawab seonsaengnim.

“Tapi aku tak bisa seonsaengnim”.

“Maaf Kyungsoo, mau tak mau kau harus mau, ini semua keputusan kepala sekolah. Kau tau kan ayah dari Im Ryeomin itu orang yang berpengaruh di sekolah ini. Jadi kau harus menjadi tutornya sampai nilai-nilainya membaik, arraso?”.
Aku berfikir sejenak, sama sekali tak ada untungnya aku mengajarinya. Bahkan sangat banyak ruginya. Aishhh. Tapi percuma aku menolak.

“Ne, arraso seonsaengnim. Aku akan berusaha mengajarinya”. Jawabku akhirnya. Baiklah Do Kyungsoo, Fighting!!!!


“Waeyo?”, tanya Kai saat aku memasang tampang -ingin mati- ku.

“Aku disuruh menjadi tutor Im Ryeomin”, jawabku lesu.

“Jinjja?? Wah senangnya”, ucap Kai sumringah. Aku menatapnya dengan mata bulatku.

“Mwo? Haruskah aku senang?”, tanya ku polos. Apa senangnya mengajari orang? Itu menyita waktu ku.

“Aish, pabo!”, Kai memukul kepalaku dengan tangannya. Aku meringis pelan sambil mengusap-usap kepalaku. Aku masih menatapnya polos meminta penjelasan atas ucapannya.

“Mwo?”,tanyanya

“Jelaskan maksud ucapanmu tadi”

“Aissh, kau tau dia itu kan yeoja yang lumayan popular, dia juga manis….”

“Tapi pabo”, aku memotong ucapan Kai, dia mendelik kearahku. “Mwo?, memang benar kan?”, jawabku polos. Kan ucapanku memang benar, buat apa dia menatapku seperti itu.

“Yaa~ Do Kyungsoo, kau sombong sekali dan jangan memotong ucapanku”, ucapnya.

“Nde, lanjutkan”

“Dia juga sangat pandai menari balet, kau tau aku sangat ingin bisa menari berdua dengannya dia penari yang hebat dan…”

“Dan intinya kau menyukainya”, aku memotong ucapan Kai lagi. Dia menceritakan tentang Ryeomin dengat mata yang berbinar-binar dan penuh semangat, aku curiga dia menyukai yeoja itu. Ckck. ‘Kai mau jadi apa kau jika bersama yeoja yang hanya bisa menari balet dan kaya itu??’, batin ku.

“YA!, bukan itu yang ingin ku katakan”, ucapnya malu-malu. Aish anak ini ingin membohongiku rupanya.

“HAHAHA”, aku tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Kai yang malu-malu itu. Kai menunduk malu, mukanya memerah.

“Jangan membohongiku Kai, aku sudah mengenalmu cukup lama”, aku menepuk-nepuk bahunya.

“Aku tidak menyukainya, aku hanya mengaguminya. Kau tau kan aku sangat suka melihat seorang yeoja yang pandai menari. Aku tau dia tidak pintar dalam pelajaran, tapi yang ku lihat dia sangat gigih untuk memperbaiki nilainya, dan yang mau ku katakan tadi adalah dia sudah mempunyai namjachingu”, Kai menjelaskan panjang lebar padaku, tak semuanya dapat ku cerna kedalam otak ku, alhasil aku hanya bisa melongo mendengar penjelasannya. Kai menghela nafas melihat ekspresiku.

“Huh, sudahlah dorp, kau tak akan mengerti”, aku mengerjapkan mataku beberapa kali kemudian menggelengkan kepalaku.

“Kau membuat kerja otak ku menjadi lambat”, ucapku.

“Sebenarnya otak mu itu memang lambat, tapi kau hanya rajin mengasah dan memberinya oli jadilah otakmu itu berjalan cepat. Nah begitu juga dengan Ryeomin, aku yakin kalau kau yang mengajarinya pasti dia bisa menjadi pintar dan memperbaiki nilainya. Jangan menyerah sebelum mencoba, arra?”, yaa benar kata Kai.

“Benar katamu Kai. Sejak kapan kau menjadi bijak seperti ini?. Baiklah aku akan berusaha”. Aku menepuk-nepuk bahunya. Kai hanya tersenyum bangga mendengar pujianku. Im Ryeomin bersiaplah! Aku akan berusaha mengajarimu sampai nilai-nilai mu membaik. Do Kyungsoo kau pasti bisa!!!. Aku meneyemangati diriku sendiri, memantapkan hatiku untuk hal yang akan terjadi kedepannya. Ryeomin berjalan pelan melewati tempat duduk ku dan Kai. Aku memperhatikannnya dengan seksama, ternyata dia cantik juga, ani dia manis... DEG.... aigoo aku ini kenapa? kenapa tiba-tiba jantung ku tak karuan seperti ini. Aku mengeeleng-gelengkan kepalaku, menepis segala pikiran yang terlintas di otakku.

"Yakk! waeyo??", tanya Kai melihat ku bertingkah aneh. aku sedikit terkejut

"Ahh...Aniyo, hehe", aku hanya bisa tertawa garing. Kai melanjutkan aktifitasnya yang tertunda. 
Aisshh ini pasti gara-gara aku akan mengajarinya nanti. Aku canggung sekali, apalagi aku tidak mengenalnya terlalu dekat. 'Im Ryeomin..... hmm... baiklah!' aku bergumam sendiri dalam hati.

TBC....

kyaa!! gimana?? >< bagus gak? ufhh semoga memuaskann yaa :D
semoga ada yg nunggu part 2 nya yaa. hehe. mohon maaf atas segala kekuarangan /bow/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar